pinterest-site-verification=9be6dc68f2a88b28597de102bdf7a3a3 Murai Batu Umur 30 Hari: Kecil, Tapi Bernilai Tinggi : 20 Menit Suara, Gaya dan Aksi Murai batu - Mbelinks™ Explore

Murai Batu Umur 30 Hari: Kecil, Tapi Bernilai Tinggi : 20 Menit Suara, Gaya dan Aksi Murai batu


Murai Batu Umur 30 Hari: Kecil, Tapi Bernilai Tinggi

Di usia yang baru menginjak 30 hari, murai batu masih berada dalam fase trotol atau dikenal sebagai burung muda yang baru lepas loloh. Tubuhnya masih dibalut bulu halus dengan warna dominan cokelat muda pada bagian dada. Warna-warna cerah dan pola khas murai dewasa belum tampak jelas. Meski begitu, banyak kicau mania justru memburu murai pada usia ini. Pasalnya, usia 30 hari adalah masa emas untuk membentuk karakter burung agar kelak menjadi fighter andal di lapangan.

Trotolan murai batu sangat diminati karena mudah dibentuk sejak dini. Dalam usia ini, burung lebih mudah dijinakkan, dibiasakan dengan pakan tertentu, dan dikenalkan dengan lingkungan sekitar. Bahkan, pembentukan mental dan pembiasaan terhadap manusia bisa dimulai sejak sekarang, membuat trotolan lebih berani dan tidak mudah stres saat dewasa nanti. Banyak burung juara yang sejak usia muda sudah dibesarkan sendiri oleh pemiliknya, mulai dari rawatan, pakan, hingga proses mastering.

Memilih trotolan yang bagus tentu membutuhkan kejelian. Ciri-ciri trotol berkualitas bisa dilihat dari matanya yang tajam dan aktif, paruh lurus dan simetris, kaki kuat dengan cengkeraman bagus, serta respons cepat saat digoda atau didekati. Trotolan yang sering mengeluarkan suara lirih atau "ngriwik" saat sendiri juga menunjukkan potensi vokal bawaan yang baik. Meskipun belum bisa berkicau lantang, kemampuan vokal ini akan berkembang seiring waktu jika diasah dengan tepat.

Perawatan harian murai batu trotol sangat penting dan harus dilakukan dengan telaten. Di pagi hari, burung bisa diembunkan untuk melatih pernapasan dan mengenal alam. Setelah itu, bisa diberikan mandi ringan dengan semprotan halus atau dibiarkan mandi sendiri di cepuk kecil. Pakan yang diberikan harus sesuai usia, seperti voer lembut, kroto, dan jangkrik kecil (sekitar dua hingga tiga ekor per hari). Penjemuran bisa dilakukan sebentar saja, terutama pagi atau sore hari, karena tubuh trotol masih rentan terhadap panas ekstrem.

Pada usia ini, pemasteran sudah bisa dimulai. Meskipun burung belum bisa meniru suara, proses mendengar dan menyimpan memori sudah berjalan. Mastering sebaiknya dilakukan di tempat tenang, dengan suara yang tidak terlalu keras dan diselingi jeda. Suara burung seperti cililin, kenari, atau kapas tembak sering digunakan karena memiliki irama tajam yang mudah direkam oleh burung muda. Lakukan pemasteran secara rutin dan konsisten untuk hasil maksimal di masa depan.

Dari sisi nilai, trotol murai batu memiliki harga yang bervariasi tergantung kualitas indukan dan trah. Harganya bisa mulai dari lima ratus ribu hingga jutaan rupiah. Namun, jika dirawat dengan benar, seekor trotol bisa berkembang menjadi burung juara bernilai puluhan juta rupiah. Itulah sebabnya banyak penghobi memilih membeli murai sejak usia muda, untuk membentuknya sesuai karakter dan selera.

Meski menjanjikan, merawat trotolan juga memiliki tantangan tersendiri. Burung muda mudah stres, sensitif terhadap cuaca, dan rentan terhadap penyakit jika kebersihan kandang dan makanan tidak dijaga. Selain itu, tidak semua trotol bisa tumbuh menjadi burung gacor; faktor genetik dan perawatan jangka panjang sangat menentukan.

Murai batu umur 30 hari mungkin belum menunjukkan keindahan suara atau penampilan mewah, tetapi di balik tubuh kecilnya tersimpan potensi besar. Merawat trotol murai adalah seni yang membutuhkan kesabaran, perhatian, dan cinta. Dari tangan yang tepat, seekor trotol bisa tumbuh menjadi murai batu legendaris yang menggetarkan arena gantangan.

Tidak ada komentar