Sulingan Gunung: Merdu di Puncak, Tenang di Hati: Suara Suliangan Gunung 2,5 Menit Rahasia Kicauan Juara
Sulingan Gunung: Merdu di Puncak, Tenang di Hati
Di antara gemuruh hutan pegunungan dan sejuknya udara perbukitan, hidup seekor burung yang dikenal karena kicauannya yang halus dan menenangkan—Sulingan Gunung. Burung ini kerap disebut juga sebagai Perkutut Gunung atau dalam beberapa daerah dikenal sebagai burung Cucak Jenggot Gunung karena kemiripan bentuk dan warna. Namun yang pasti, suara siulan khasnya membuat banyak pecinta burung terpikat.
Karakteristik dan Ciri Fisik
Sulingan Gunung memiliki ukuran tubuh yang ramping dan proporsional, dengan panjang sekitar 18–20 cm. Warna tubuhnya dominan cokelat zaitun hingga kehijauan di bagian punggung, dengan dada yang lebih terang. Bagian tenggorokan biasanya berwarna putih kekuningan, sementara matanya tajam dengan sorot tenang.
Yang paling mencolok dari burung ini adalah suara siulannya yang panjang dan melengking tinggi, terdengar seperti alunan seruling di tengah sunyi hutan. Inilah asal-usul nama “Sulingan”.
Habitat dan Penyebaran
Sulingan Gunung tersebar luas di pegunungan Sumatera, Jawa, dan sebagian wilayah Kalimantan. Ia hidup di ketinggian antara 800 hingga 2.000 meter di atas permukaan laut. Seringkali, burung ini terlihat melompat-lompat di antara ranting-ranting bawah atau semak untuk mencari makanan.
Habitat aslinya yang sejuk dan rindang membuat Sulingan Gunung cukup sensitif terhadap perubahan suhu dan kelembaban jika dipelihara di dataran rendah. Oleh karena itu, penting bagi pemiliknya untuk menyediakan lingkungan yang menyerupai habitat aslinya.
Perawatan Harian
Merawat Sulingan Gunung membutuhkan perhatian khusus, terutama karena ia bukan burung sembarangan. Meski tidak sepopuler burung lomba seperti Murai Batu atau Cucak Ijo, burung ini tetap memiliki penggemar setia karena karakternya yang lembut dan tidak agresif.
Makanan utamanya di alam adalah serangga kecil dan buah-buahan. Di penangkaran atau peliharaan rumahan, pakan seperti kroto, ulat hongkong, jangkrik kecil, serta buah pisang atau pepaya bisa menjadi pilihan. Pemberian voer khusus burung pemakan serangga juga membantu menjaga nutrisinya.
Mandi dan penjemuran sebaiknya dilakukan pagi hari. Namun, hindari penjemuran terlalu lama karena burung ini lebih menyukai suhu yang sejuk.
Suara yang Menenangkan
Salah satu alasan utama Sulingan Gunung dipelihara adalah suaranya. Kicauannya tidak terlalu ramai, namun memberikan kesan damai dan sejuk. Banyak orang menjadikannya sebagai terapi alami untuk meredakan stres atau menemani saat bersantai.
Burung ini juga bisa “nembak” siulan panjang jika dirawat dengan baik. Bahkan, beberapa Sulingan Gunung yang sudah mapan dan gacor bisa menirukan suara burung lain dengan gaya khasnya yang lembut.
Konservasi dan Etika Pemeliharaan
Sayangnya, karena perburuan liar dan alih fungsi hutan, populasi Sulingan Gunung di alam semakin berkurang. Maka dari itu, para penggemar burung disarankan untuk memilih hasil penangkaran, bukan tangkapan liar. Selain mendukung pelestarian spesies, burung hasil penangkaran juga cenderung lebih mudah beradaptasi di lingkungan manusia.
Penutup
Sulingan Gunung mungkin bukan burung yang ramai di lomba atau populer di pasar. Tapi bagi pecinta ketenangan dan pencinta suara alam, ia adalah permata tersembunyi dari lereng gunung. Merawatnya bukan hanya tentang kicau—tapi tentang menjaga warisan suara alam yang semakin langka.
Post a Comment